Pengikut

Rabu, 24 November 2010

Wajah mayat berubah menjadi himar...

"Dalam terik panas mentari yang memancar menyinari tanah Baitul Haram,
seorang ulama zuhud yang bernama Muhammad Abdullah al-Mubarak keluar
dari rumahnya untuk menunaikan ibadah haji. Di sana dia leka melihat seorang
pemuda yang asyik membaca selawat dalam keadaan ihram. Malah di Padang
Arafah dan di Mina pemuda tersebut hanya membasahkan lidahnya dengan
selawat ke atas Nabi. "Hai saudara," tegur Abdullah kepada pemuda tersebut.
"Setiap tempat ada bacaannya tersendiri. Kenapa saudara tidak membanyakkan
doa dan solat sedangkan itu yang lebih dituntut? Saya lihat saudara asyik
membaca selawat saja."

"Saya ada alasan tersendiri," jawab pemuda itu. "Saya meninggalkan Khurasan, t
anahair saya untuk menunaikan haji bersama ayah saya. Apabila kami sampai
di Kufah, tiba-tiba ayah saya sakit kuat. Dia telah menghembuskan nafas
terakhir di hadapan saya sendiri. Dengan kain sarung yang ada, saya tutup mukanya.
Malangnya, apabila saya membuka semula kain tersebut, rupa ayah saya telah
bertukar menjadi himar. Saya malu. Bagaimana saya mahu memberitahu orang
tentang kematian ayah saya sedangkan wajahnya begitu hodoh sekali?

"Saya terduduk di sisi mayat ayah saya dalam keadaan kebingungan. Akhirnya
saya tertidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu saya melihat seorang pemuda yang
tampan dan baik akhlaknya. Pemuda itu memakai tutup muka. Dia lantas
membuka penutup mukanya apabila melihat saya dan berkata, "Mengapa kamu
susah hati dengan apa yang telah berlaku?" "Maka saya menjawab, "Bagaimana saya
tidak susah hati sedangkan dialah orang yang paling saya sayangi?"

"Pemuda itu pun mendekati ayah saya dan mengusap wajahnya sehingga ayah
saya berubah wajahnya menjadi seperti sediakala. Saya segera mendekati ayah
dan melihat ada cahaya dari wajahnya seperti bulan yang baru terbit pada malam
bulan purnama. "Engkau siapa?" tanya saya kepada pemuda yang baik hati itu.
"Saya yang terpilih (Muhammad)." "Saya lantas memegang jarinya dan berkata,
"Wahai tuan, beritahulah saya, mengapa peristiwa ini boleh terjadi?"

"Sebenarnya ayahmu seorang pemakan harta riba. Allah telah menetapkan
agar orang yang memakan harta riba akan ditukar wajahnya menjadi himar di
dunia dan di akhirat. Allah telah menjatuhkan hukuman itu di dunia dan tidak
di akhirat. "Semasa hayatnya juga ayahmu seorang yang istiqamah mengamalkan
selawat sebanyak seratus kali sebelum tidur. Maka ketika semua amalan umatku
ditontonkan, malaikat telah memberi tahu keadaan ayahmu kepadaku. Aku telah
memohon kepada Allah agar Dia mengizinkan aku memberi syafaat kepada ayahmu.
Dan inilah aku datang untuk memulihkan semula keadaan ayahmu.""

Ya AllAh...LindUngi lAh KamI

1 ulasan:

Ummu~Ishak berkata...

masya-Allah.
Ya Allah, kurniakan kami rahmat dan kasih sayangMU